Senin, 11 Agustus 2008

RASULAN DI GUNUNGKIDUL


Rasulan....Setiap yang mendengar pasti mengkaitkan dengan peringatan yang berhubungan dengan Nabi Muhammad SAW. Tetapi tidak diGunungkidul. bahkan penduduk non muslim pun banyak yang merayakannya. Hal ini disebabkan karena memang rasulan di gunungkidul tidak serta merta berhubungan dengan peringatan Nabi Muhammad.
Rasulan pada saat ini lebih merupakan ungkapan syukur dari penduduk atau masyarakat atas hasil bumi / panen yang melimpah ruah, walaupun pada kenyataannya tidak demikian. Untuk masyarakat saat ini rasulan merupakan kata lain dari bersih dusun. Pada prakteknya rasulan saat ini merupakan pesta rakyat yang diikuti oleh seluruh warga masyarakat. Biasanya rasulan diadakan setahun sekali dan tiap daerah mempunyai waktu yang berbeda beda mungkin disesuaikan dengan hari lahirnya daerah tersebut.
Rasulan di awalai dengan melakukan kerja bakti yang tujuannya untuk membersihkan lingkungan tersebut secara fisik. Dan biasanya pada acara puncak di adakan lomba lomba atau pawai keliling yang melibatkan seluruh unsur masyarakat.
Akhir akhir ini acara rasulan dibuat begitu semarak dan meriah, bahkan keramaianya hampir sama seperti saat lebaran. Dimana banyak orang yang bersilaturahmi dan akhirnya diakhiri dengan jamuan makan.
Disini terlihat betapa harmonisnya dan hangat hubungan kekeluargaan antar masyarakat, alangkah baiknya jika hal ini bisa menjadi cerminan kita dalam berbangsa dan bernegara yang akhir akhir ini mengalami krisis multi dimensional.

Minggu, 10 Agustus 2008

Belalang Nikmat


Belalang...ketika terdengar kata belalang yang terbayang di benak kita adalah serangga dengan kaki yang memiliki kaki dengan duri tajam. Tetapi di Gunungkidul merupakan makanan atau sebagai lauk yang cukup hmmmm....yumi. Bahkan belalang goreng yang sudah dikemas menarik memiliki nilai jual yang cukup mahal...bahkan lebih mahal dari daging ayam.
ketika orang lain mengagap belalang atau walang dalam bahasa jawanya sebagai ekstrem kuliner, maka aku hanya bisa tersenyum bangga. Walang yang dikonsumsi adalah jenis walang kayu yang hidup diladang atau dipohon pohon di kebun. Cara memasaknyapun cukup mudah. Tinggal di beri air panas dibuang kotorannya dan dibumbui seperti bumbu tempe goreng. Kemudian digoreng setelah kulit mengering tinggal dicicipi kalu sudah terdengar kata kriuk..berarti sudah masak. dan sudah siap disantap sebagai teman nasi.
Tapi hati hati bagi yang mencoba coba dan belum terbiasa badan bisa biduran ... Tapi perlu dicoba karena walang goreng memeliki citarasa yang cukup wah.. gak jauh beda dengan udang goreng...selamat menikmati..............


( image : escoret.net)

ARTI LAMBANG DAERAH

  1. Sesuai dengan Perda Nomor : 1 tahun 1968 Lambang Daerah pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengandung makna tersendiri sebagai berikut:Perisai sebagai alat penangkis serangan musuh/untuk melindungi diri.
  2. Bintang bersudut 5(lima) berwarna kuning emas, mengingatkan akan keagunganl Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber segala perikehidupan dan penghidupan serta "Sangran paraning dumadi".
  3. Lukisan pohon beringin yang melambangkan pengayoman, tempat berteduh bagi rakyat yang memerlukan pimpinan dan perlindungan dengan 5 (lima) akar dasar yang berarti bahwa kepemimpinan didalam Daerah Kabupaten Gunungkidul berdasarkan dan berlandaskan Falsafah Negara Republik Indonesia: Pancasila.
  4. Pohon bercabang 3 (tiga) melambangkan, bahwa Pemerintah sebagai pelindung dari rakyat mempunyai 3 (tiga) bidang, yakni : legislatif,eksekutif dan yudikatif.
  5. Pohon beringin mempunyai sulur (akar angin) 8 buah (sebelah menyebelah pokok pohon 4 sulur)berarti bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul dalam melindungi, membina dan memimpin maupun memerintah rakyat mengulurkan tangannya dan memberikan kesempatan kepada rakyat untuk ikut serta secara aktif dalam pemerintahan dengan jalan melaksanakan dan memberikan social control, social participation dan social responbility sehingga dapat tercapai koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi 4. Roda bergigi, dalam naungan/pengayoman pemerintah, rakyat Gunungkidul giat membangun segala bidang yang dilukiskan dengan sebuah roda bergigi berwarna putih perak, karenanya pembangunan dilaksanakan dengan kesucian lahir batin.
  6. Lukisan busur panah berwarna merah putih berarti rakyat Gunungkidul gigih berjuang melawan semua penghambat pembangunan di segala bidang yang ada dalam semangat kesatuan dan persatuan yang digambarkan dengan, warna-warni sang saka, bendera pusaka kita:merah putih.
  7. Setangkai daun ketelah pohon (singkong) menggambarkan hasil produksi terbanyak didaerah Gunungkidul.
  8. Sepasang burung lawet berwarna hitam menggambarkan salah satu hasil daerah Gunungkidul yang tinggi nilainya yakni sarang burungnya. Selain itu burung lawet adalah burung yang tahan hidup di daerah yang sangat sulit. Demikian pula rakyat Gunungkidul, meskipun tempat tinggalnya tandus dan sangat sulit, namun dengan semangat dan penuh keinsyafan dan rasa tanggung jawab terhadap generasi yang akan datang selalu berusaha dengan sekuat tenaga menghasilkan kerja yang kondusif dan produktif.
  9. Keris luk 5, dapur : Pandawa, berwarna kuning emas, mewujudkan senjata ampuh dan naluri di tangan dan pemimpin-pemimpinnya dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan.
  10. Sederetan bukit berjumlaha 8 (delapan) buah menggambarkan daerah Gunungkidul yang berbukit- bukit. Perlu kemantapan serta keteguhan hati untuk mengolahnya. Bukit yang berjumlah 8 (delapan) buah melambangkan "Hasta Dharma
  11. Setangkai padi berisi 5 (lima) butir padi berwarna kuning emas melambangkan kemakmuran Bangsa Indonesia umumnya dan khususnya yang dicita-citakan rakyat Gunungkidul dalam bidang pangan.
  12. Setangkai kapas berbunga 4 (empat) buah dan berdaun 8 (delapan) helai melambangkan kemakmuran Bangsa Indonesia umumnya dan Kabupaten Gunungkidul khususnya pada bidang sandang.
  13. Lukisan laut dengan gelombang/ombak yang berjumlah 17 (tujuh belas) berwarna putih perak menggambarkan bahwa Daerah Kabupaten Gunungkidul berbatasan dengan Lautan Indonesia yang kaya raya
  14. Rumput laut yang digambarkan berwarna coklat mewujudkan hasil Gunungkidul yang penting.
  15. Sehelai pita kuning bertuliskan "GUNUNGKIDUL" sebagai petunjuk bahwa lambang tersebut milik Daerah Kabupaten Gunungkidul
  16. Warna-warna melambangkan sifat sebagai berikut
  17. Kuning/kuning emas :keluhuran yang bijaksanya atau cendekia, Hijau :doa, harapan dan Kepercayaan.Biru ketaatan, kesetiaan Hitam : Kemantapan, keteguhan dan kekekalan, Merah : berani yang gagah perkasaPutih :Kesucian yang bersih tanpa pamrih,Cokelat :kokoh, sentosa

Sejarah Gunungkidul


Sejarah Gunung Kidul
Adanya sebagian pelarian dari Majapahit yang kemudian menetap di Gunungkidu, diawali dari Pongangan Nglipar dan Karangmojo, maka perkembangan penduduk di Kabupaten Gunungkidul pada waktu itu cepat di dengar oleh Raja Mataram Sunan Amangkurat Amral yang berkedudukan di Kartosuro. Pada saat itu Sang Raja langsung mengutus Senopati Ki Tumenggung Prawiropekso agar membuktikan kebenaran berita tersebut. Setelah datang ke Gunungkidul, ternyata benar bahwa di Gunungkidul telah banyak dihuni orang-orang pelarian dari Majapahit, antara lain Ki Suromejo.

Tumenggung Prawiropekso kemudian menasehati pada Ki Suromejo untuk meminta ijin dulu dengan Raja Mataram di Kartosura,karena daerah ini termasuk wilayah kekuasaan Raja Mataram. Namun tidak digubris, sehingga menimbulkan perselisihan. Perselisihan itu menyebabkan Ki Suromejo dan keluarganya,yaitu Ki Mintowijoyo,Ki Poncobenawi,Ki Poncosedewa (anak menantu) terbunuh, dan Ki Poncodirjo akhirnya menyerahkan diri.

Oleh Pangeran Sambernyowo, Ki Poncodirjo diangkat menjadi Bupati Gunungkidul I, namun tidak lama menjabat. Dikarenakan adanya penentuan batas daerah Gunungkidul antara Sultan dan Mangkunegaran II pada tanggal 13 Mei 1831,maka Gunungkidul yang dikurangi Ngawen sebagai enclave Mangkunegaran telah menjadi daerah kabupaten.

Menurut buku "PEPRENTAHAN PROJO KEJAWEN" karangan Mr.Raden Mas Suryadiningrat,berdirinya Kabupaten Gunungkidul yang telah memiliki sistem pemerintahan itu, ternyata bersamaan dengan tahun berdirinya daerah-daerah lain di wilayah Yogyakarta, yaitu setahun setelah selesainya perang Diponegoro. Perbedaan yang ada hanyalah untuk pemberian sebutan kepada para pengageng atau penguasa, seperti untuk daerah Denggung yang sekarang Sleman, kemudian daerah Kalasan serta daerah Bantul dengan sebutan Wedono Distrik,sedang untuk wilayah Sentolo dan Gunungkidul dengan sebutan Riyo.

Untuk Kabupaten Gunungkidul,setelah melalui berbagai upaya yang dilakukan oelh panitia untuk melacak Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul yang dibentuk pada tahun 1984,baik yang terungkap melalui fakta sejarah,penelitian dan pengumpulan data dari tokoh masyarakat berhasil menyimpulkan bahwa hari lahir Kabupaten Gunungkidul adalah Hari Jumat Legi tanggal 27 Mei 1831 atau Tahun Jawa 15 Besar Tahun Je 1758.

BUPATI YANG PERNAH MEMIMPIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
1. Mas Tumenggung Pontjodirjo
2. Raden Tumenggung Prawirosetiko
3. Raden Tumenggung Suryokusumo
4. Raden Tumenggung Tjokrokusumo
5. Raden Tumenggung Padmonegoro
6. Raden Tumenggung Danuhadiningrat
7. Raden Tumenggung Mertodiningrat
8. KRT.Yudodiningrat
9. KRT.Pringgodiningrat
10.KRT.Djojodiningrat
11.KRT.Mertodiningrat
12.KRT.Dirjodiningrat
13.KRT.Tirtodiningrat
14.KRT.Suryaningrat
15.KRT.Labaningrat
16.KRT.Brataningrat
17.KRT.Wiraningrat
18.Prawirosuwignyo
19.KRT.Djojodiningrat,BA
20.Ir.Raden Darmakun Darmokusumo
21.Drs.KRT.Sosrodiningrat
22.Ir.Soebekti Soenarto
23.KRT.Harsodingrat,BA
24.Drs.KRT.Hardjohadinegoro (Drs.Yoetikno)
25.Suharto,SH (Bupati saat ini) .

sumber : http://www.gunungkidulkab.go.id

Profil Gunungkidul

Gunungkidul merupakan salah satu kota pinggiran, yang merupakan bagian kabupaten dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah kira kira 1.483 km2. Keadaan geografi kabupaten Gunungkidul terdiri dari bukit bukit kapur dengan tanah sebagian kering. Adapu batas batas wilayah daripada Kabupaten gunungkidul adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah;
Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah;
Sebelah Barat : Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
Sebelah Timur : Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah.
Penduduk sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Dengan keadaan gegografis yang berbatu kapur dan berbukit bukit. Ibukota dari kabupaten Gunungkidul adalah Wonosari yang merupakan pusat pemerintahan kabupaten Gunungkidul.
Adapun Gunungkidul terbagi menjadi 18 kecamatan yaitu : Patuk, Paliyan, Playen, Panggang, Tanjungsari, Saptosari, Tepus, Rongkop, Tepus, Girisubo, Semin, Semanu, Nglipar, Wonosari, Ponjong, Karangmojo, Tanjungsari, Ngawen.
Walaupun gunungkidul terdiri dari bukit bukit kapur tetapi disisi lain Gunungkidul terkenal memiliki beberapa obyek pariwisata alam yang cukup mempesona diantaranya adalah pantai baron, Krakal, kukup, Sadeng, Wediombo dan lain sebaginya.